Assalamu'alaikum-selamat beraktifitas kawan, ketemu lagi nih sama artikel ahmad
collections sekarang insya Alloh artikel ini akan membahas sedikit tentang
10 ciri karakter pribadi muslim, langsung aja yuk kita simak ! Check it out ...
Al-Qur’an
dan Hadits adalah dua pusaka Rasulullah SAW yang harus selalu dirujuk setiap
muslim dalam segala aspek kehidupan. Satu dari sekian aspek kehidupan yang sangat
penting adalah pembentukan dan pengembangan pribadi muslim.
Pribadi
muslim yang dikehendaki Al-Qur’an dan sunnah adalah pribadi yang saleh. Pribadi
yang sikap, ucapan dan tindakannya terwarnai oleh nilai-nilai yang datang dari
ALLAH SWT.
Persepsi
atau gambaran masyarakat tentang pribadi muslim memang berbeda-beda. Bahkan
banyak yang pemahamannya sempit sehingga seolah-olah pribadi muslim itu
tercermin pada orang yang hanya rajin menjalankan Islam dari aspek ubudiyah-nya
saja.
Padahal,
itu hanyalah salah satu aspek saja dan masih banyak aspek lain yang harus
melekat pada pribadi seorang muslim. Bila disederhanakan, setidaknya ada
sepuluh karakter atau ciri khas yang mesti melekat pada pribadi muslim.
1.
Salimul Aqidah (Aqidah yang bersih)
Salimul
aqidah merupakan sesuatu yang harus ada pada setiap muslim. Dengan aqidah yang
bersih, seorang muslim akan memiliki ikatan yang kuat kepada ALLAH SWT. Dengan
ikatan yang kuat itu dia tidak akan menyimpang dari jalan dan
ketentuan-ketentuanNya.
Dengan
kebersihan dan kemantapan aqidah, seorang muslim akan menyerahkan segala
perbuatannya kepada ALLAH.
“Sesungguhnya
shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku, semua bagi ALLAH tuhan semesta alam”
(QS. Al-An’aam [6]:162).
Karena
aqidah yang bersih merupakan sesuatu yang amat penting, maka pada masa awal
da’wahnya kepada para sahabat di Mekkah, Rasulullah SAW mengutamakan pembinaan
aqidah, iman dan tauhid.
2.
Shahihul Ibadah (ibadah yang benar)
Shahihul
ibadah merupakan salah satu perintah Rasulullah SAW yang penting. Dalam satu
haditsnya, beliau bersabda:
“Shalatlah
kamu sebagaimana melihat aku shalat”.
Dari
ungkapan ini maka dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan setiap peribadatan
haruslah merujuk kepada sunnah Rasul SAW yang berarti tidak boleh ada unsur penambahan
atau pengurangan.
3.
Matinul Khuluq (akhlak yang kokoh)
Matinul
khuluq merupakan sikap dan perilaku yang harus dimiliki oleh setiap muslim,
baik dalam hubungannya kepada ALLAH SWT maupun dengan makhluk-makhlukNya.
Dengan akhlak yang mulia, manusia akan bahagia dalam hidupnya, baik di dunia
apalagi di akhirat.
Rasulullah
SAW diutus untuk memperbaiki akhlak dan beliau sendiri telah mencontohkan
kepada kita akhlaknya yang agung sehingga diabadikan oleh ALLAH SWT di dalam Al
Qur’an. ALLAH berfirman yang artinya:
“Dan
sesungguhnya kamu benar-benar memiliki akhlak yang agung” (QS. Al-Qalam
[68]:4).
4.
Qowiyyul Jismi (kekuatan jasmani)
Qowiyyul
jismi merupakan salah satu sisi pribadi muslim yang harus ada. Kekuatan jasmani
berarti seorang muslim memiliki daya tahan tubuh sehingga dapat melaksanakan
ajaran Islam secara optimal dengan fisiknya yang kuat. Shalat, puasa, zakat dan
haji merupakan amalan di dalam Islam yang harus dilaksanakan dengan fisik yang
sehat dan kuat. Apalagi berjihad di jalan ALLAH dan bentuk-bentuk perjuangan
lainnya.
Karena
itu, kesehatan jasmani harus mendapat perhatian seorang muslim dan pencegahan
dari penyakit jauh lebih utama daripada pengobatan. Karena kekuatan jasmani
juga termasuk hal yang penting, maka Rasulullah SAW bersabda yang artinya:
“Mukmin
yang kuat lebih aku cintai daripada mukmin yang lemah. (HR. Muslim)
5.
Mutsaqqoful Fikri (intelek dalam berfikir)
Mutsaqqoful
fikri merupakan salah satu sisi pribadi muslim yang juga penting. Karena itu
salah satu sifat Rasul adalah fatonah (cerdas). Al Qur’an juga banyak
mengungkap ayat-ayat yang merangsang manusia untuk berfikir, misalnya firman
Allah yang artinya:
“Mereka
bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: “pada keduanya itu
terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya
lebih besar dari manfaatnya”. Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka
nafkahkan. Katakanlah: “Yang lebih dari keperluan”. Demikianlah ALLAH
menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir” (QS. Al-Baqarah [2]:
219)
Di
dalam Islam, tidak ada satupun perbuatan yang harus kita lakukan, kecuali harus
dimulai dengan aktifitas berfikir. Karenanya seorang muslim harus memiliki
wawasan keislaman dan keilmuan yang luas.
ALLAH
SWT berfirman yang artinya:
Katakanlah:
“samakah orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui?”‘,
sesungguhnya orang-orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran”. (QS.
Az-Zumar [39]: 9)
6.
Mujahadatul Linafsihi (berjuang melawan hawa nafsu)
Mujahadatul
linafsihi merupakan salah satu kepribadian yang harus ada pada diri seorang
muslim karena setiap manusia memiliki kecenderungan pada yang baik dan yang
buruk. Melaksanakan kecenderungan pada yang baik dan menghindari yang buruk
amat menuntut adanya kesungguhan.
Kesungguhan
itu akan ada manakala seseorang berjuang dalam melawan hawa nafsu. Hawa nafsu
yang ada pada setiap diri manusia harus diupayakan tunduk pada ajaran Islam.
Rasulullah SAW bersabda yang artinya:
“Tidak
beriman seseorang dari kamu sehingga ia menjadikan hawa nafsunya mengikuti apa
yang aku bawa (ajaran Islam)” (HR. Hakim)
7.
Harishun Ala Waqtihi (pandai menjaga waktu)
Harishun
ala waqtihi merupakan faktor penting bagi manusia. Hal ini karena waktu
mendapat perhatian yang begitu besar dari ALLAH dan Rasul-Nya. ALLAH SWT banyak
bersumpah di dalam Al Qur’an dengan menyebut nama waktu seperti wal fajri, wad
dhuha, wal asri, wallaili dan seterusnya.
ALLAH
SWT memberikan waktu kepada manusia dalam jumlah yang sama, yakni 24 jam sehari
semalam. Dari waktu yang 24 jam itu, ada manusia yang beruntung dan tak sedikit
manusia yang rugi.
Oleh
karena itu setiap muslim amat dituntut untuk pandai mengelola waktunya dengan
baik sehingga waktu berlalu dengan penggunaan yang efektif, tak ada yang
sia-sia. Maka diantara yang disinggung oleh Nabi SAW adalah memanfaatkan
momentum lima perkara sebelum datang lima perkara, yakni waktu hidup sebelum
mati, sehat sebelum datang sakit,muda sebelum tua, senggang sebelum sibuk dan
kaya sebelum miskin.
8.
Munazhzhamun fi Syuunihi (teratur dalam suatu urusan)
Munazhzhaman
fi syuunihi termasuk kepribadian seorang muslim yang ditekankan oleh Al Qur’an
maupun sunnah. Oleh karena itu dalam hukum Islam, baik yang terkait dengan
masalah ubudiyah maupun muamalah harus diselesaikan dan dilaksanakan dengan
baik. Ketika suatu urusan ditangani secara bersama-sama, maka diharuskan
bekerjasama dengan baik sehingga ALLAH menjadi cinta kepadanya.
Dengan
kata lain, suatu urusan mesti dikerjakan secara profesional. Apapun yang
dikerjakan, profesionalisme selalu diperhatikan. Bersungguh-sungguh,
bersemangat, berkorban, berkelanjutan dan berbasis ilmu pengetahuan merupakan
hal-hal yang mesti mendapat perhatian serius dalam penunaian tugas-tugas.
9.
Qodirun Alal Kasbi (memiliki kemampuan usaha sendiri/mandiri)
Qodirun
alal kasbi merupakan ciri lain yang harus ada pada diri seorang muslim. Ini
merupakan sesuatu yang amat diperlukan. Mempertahankan kebenaran dan berjuang
menegakkannya baru bisa dilaksanakan manakala seseorang memiliki kemandirian
terutama dari segi ekonomi. Tak sedikit seseorang mengorbankan prinsip yang
telah dianutnya karena tidak memiliki kemandirian dari segi ekonomi.
Karena,
pribadi muslim tidaklah mesti miskin, seorang muslim boleh saja kaya bahkan
memang harus kaya agar dia bisa menunaikan ibadah haji dan umroh, zakat, infaq,
shadaqah dan mempersiapkan masa depan yang baik. Oleh karena itu perintah
mencari nafkah amat banyak di dalam Al Qur’an maupun hadits dan hal itu
memiliki keutamaan yang sangat tinggi.
Dalam
kaitan menciptakan kemandirian inilah seorang muslim amat dituntut memiliki
keahlian apa saja yang baik. Keahliannya itu menjadi sebab baginya mendapat
rizki dari ALLAH SWT. Rezeki yang telah ALLAH sediakan harus diambil dan untuk
mengambilnya diperlukan skill atau keterampilan.
10.
Nafi’un Lighoirihi (bermanfaat bagi orang lain)
Nafi’un
lighoirihi merupakan sebuah tuntutan kepada setiap muslim. Manfaat yang
dimaksud tentu saja manfaat yang baik sehingga dimanapun dia berada, orang
disekitarnya merasakan keberadaan. Jangan sampai keberadaan seorang muslim
tidak menggenapkan dan ketiadaannya tidak mengganjilkan.
Ini
berarti setiap muslim itu harus selalu berfikir, mempersiapkan dirinya dan
berupaya semaksimal untuk bisa bermanfaat dan mengambil peran yang baik dalam
masyarakatnya. Dalam kaitan ini, Rasulullah SAW bersabda yang artinya:
“Sebaik-baik
manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain” (HR. Qudhy dari Jabir)
Demikian
secara umum profil seorang muslim yang disebutkan dalam Al Qur’an dan Hadits.
Sesuatu yang perlu kita standarisasikan pada diri kita masing-masing.
Wallahu’alam
0 Comment to "10 CIRI KARAKTER PRIBADI MUSLIM"
Post a Comment